Modul 2: Excel

Table Creation, Pivot Table, dan Visualisasi

Offline di Departemen Matematika
Author

Tim Asisten Lab Matematika UI

Published

September 14, 2025

Kembali ke Arsip Praktikum PSD 2025

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa diharapkan mampu:

  • 1. Menyiapkan Data dengan Benar
    • Memahami pentingnya struktur data yang baik untuk analisis.
    • Mengonversi rentang data mentah menjadi Excel Table yang dinamis dan terstruktur.
  • 2. Meringkas Data Secara Cepat
    • Menjelaskan kegunaan Pivot Table untuk agregasi data.
    • Membuat Pivot Table untuk menjawab pertanyaan bisnis sederhana (misalnya, total penjualan per kategori).
  • 3. Membuat Visualisasi Data yang Tepat Guna
    • Membedakan kegunaan dari berbagai jenis chart dasar (Pie, Line, Bar, Scatter).
    • Membuat berbagai jenis chart di Excel, termasuk Pivot Chart yang terhubung langsung dengan Pivot Table.

1. Fondasi Analisis: Excel Table

Selamat datang di modul kedua! Kali ini kita akan fokus pada software yang mungkin sudah tidak asing lagi: Microsoft Excel. Sebelum kita bisa membuat grafik yang canggih atau ringkasan data yang kompleks, langkah pertama dan paling penting adalah memastikan data kita tersusun dengan baik. Di sinilah fitur Excel Table berperan.

Apa itu Excel Table?

Ini bukan sekadar memberi border pada sel. Menggunakan fitur “Format as Table” (Ctrl+T) akan mengubah rentang data statis Anda menjadi sebuah “objek” dinamis. Ini memberikan banyak keuntungan, seperti rentang data yang otomatis meluas saat ada data baru, pemfilteran yang mudah, dan formula yang lebih mudah dibaca.

1.1. Kegunaan dan Manfaat Table

  • Dinamis: Jika Anda menambah baris data baru, semua formula dan chart yang terhubung ke Table ini akan otomatis ikut ter-update.
  • Filter & Sortir: Header kolom secara otomatis memiliki tombol dropdown untuk memfilter dan mengurutkan data.
  • Total Row: Anda bisa dengan mudah menambahkan baris total di bawah untuk menghitung SUM, AVERAGE, COUNT, dll., hanya dengan satu klik.

1.2. Cara Membuat Table

Misalkan kita memiliki data penjualan sederhana seperti ini:

  1. Klik di mana saja di dalam rentang data Anda.
  2. Pergi ke tab Insert, lalu klik Table. Alternatifnya, cukup tekan Ctrl + T.
  3. Pastikan Excel sudah benar menebak rentang data Anda dan centang “My table has headers”. Klik OK.

Selesai! Data Anda sekarang sudah menjadi Table resmi, ditandai dengan perubahan warna dan munculnya tab “Table Design”.


2. Meringkas Data: Pivot Table

Setelah data kita rapi dalam sebuah Table, kita bisa mulai menganalisisnya. Pivot Table adalah alat paling ampuh di Excel untuk meringkas ribuan baris data menjadi tabel ringkasan yang informatif dalam hitungan detik.

2.1. Cara Membuat Pivot Table

  1. Klik di mana saja di dalam Table yang sudah kita buat.
  2. Pergi ke tab Insert, lalu klik PivotTable.
  3. Di jendela yang muncul, Excel biasanya sudah benar memilih Table Anda dan akan menempatkan Pivot Table di lembar kerja (worksheet) baru. Cukup klik OK.

Anda akan melihat area Pivot Table kosong di sebelah kiri dan panel “PivotTable Fields” di sebelah kanan. Panel inilah “ruang kendali” kita.

2.2. Contoh Penggunaan

Pertanyaan: “Berapa total penjualan (dalam Rupiah) untuk setiap Kategori Produk?”

  1. Dari daftar field, seret (drag) Kategori ke area Rows.
  2. Kita perlu membuat kolom total penjualan. Seret Jumlah dan Harga Satuan ke area Values.
  3. Secara default, Excel akan menampilkan “Sum of Jumlah” dan “Sum of Harga Satuan”. Ini belum benar. Kita perlu mengalikan keduanya.
  4. Di tab “PivotTable Analyze”, klik “Fields, Items, & Sets” > “Calculated Field”.
  5. Beri nama field baru, misalnya Total Penjualan, dan masukkan formula =Jumlah* 'Harga Satuan'. Klik OK.
  6. Hapus field “Sum of Jumlah” dan “Sum of Harga Satuan” dari area Values.

Hasilnya, Anda akan mendapatkan ringkasan total penjualan per kategori secara instan!


3. Macam-Macam Chart dan Penggunaannya

Data yang sudah diringkas akan lebih mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk visual. Mari kita pelajari beberapa jenis chart dasar dan kapan waktu yang tepat untuk menggunakannya.

3.1. Pie Chart (Diagram Pai)

  • Kegunaan: Menunjukkan proporsi atau persentase dari sebuah keseluruhan. Terbaik jika hanya memiliki 2-5 kategori.
  • Contoh: “Berapa persen kontribusi penjualan setiap kategori terhadap total penjualan?”
  • Cara Membuat: Pilih data ringkasan Anda (misalnya, Kategori dan Total Penjualan dari Pivot Table), lalu pergi ke tab Insert > Pie Chart.

3.2. Line Chart (Grafik Garis)

  • Kegunaan: Menampilkan tren data dari waktu ke waktu. Sangat baik untuk melihat naik-turunnya suatu nilai.
  • Contoh: “Bagaimana tren penjualan harian selama sebulan terakhir?”
  • Cara Membuat: Siapkan data dengan satu kolom berisi tanggal dan kolom lain berisi nilai (misalnya, Total Penjualan). Pilih kedua kolom tersebut, lalu Insert > Line Chart.

3.3. Bar Chart (Diagram Batang)

  • Kegunaan: Membandingkan nilai antar kategori yang berbeda. Ini adalah salah satu chart yang paling umum dan mudah dibaca.
  • Contoh: “Produk mana yang penjualannya paling tinggi?”
  • Cara Membuat: Pilih data kategori (misalnya, Produk) dan nilainya (misalnya, Total Penjualan), lalu Insert > Bar Chart.

3.4. Stacked Bar Chart (Diagram Batang Tumpuk)

  • Kegunaan: Mirip dengan Bar Chart, tetapi juga menunjukkan komposisi dari setiap batang.
  • Contoh: “Membandingkan total penjualan antar bulan, sambil melihat kontribusi setiap kategori produk di setiap bulannya.”

3.5. Scatter Plot (Diagram Pencar)

  • Kegunaan: Menunjukkan hubungan atau korelasi antara dua variabel numerik.
  • Contoh: “Apakah ada hubungan antara jumlah barang yang terjual dengan harga satuannya?”

3.6. People Graph

  • Kegunaan: Ini adalah chart infografis yang lebih bersifat ilustratif daripada analitis. Berguna untuk presentasi agar lebih menarik.
  • Cara Membuat: Ini adalah Add-in. Pergi ke tab Insert > Add-ins > Get Add-ins, lalu cari “People Graph”. Setelah ditambahkan, Anda bisa memasukkannya ke lembar kerja Anda.

3.7. Pivot Chart

  • Kegunaan: Ini adalah chart yang terhubung langsung ke Pivot Table Anda. Keunggulan utamanya adalah sifatnya yang dinamis. Jika Anda memfilter data di Pivot Table, Pivot Chart akan otomatis ikut berubah.
  • Cara Membuat: Klik di mana saja di dalam Pivot Table Anda. Pergi ke tab PivotTable Analyze, lalu klik PivotChart. Pilih jenis chart yang Anda inginkan.

Latihan

  1. Gunakan data penjualan yang ada, buatlah sebuah Pivot Table baru untuk menjawab pertanyaan: “Produk mana yang paling banyak terjual (berdasarkan jumlah unit)?”
  2. Dari Pivot Table tersebut, buatlah sebuah Pivot Chart dalam bentuk Bar Chart untuk memvisualisasikan hasilnya.
  3. Buatlah Pie Chart untuk menunjukkan persentase total penjualan (dalam Rupiah) dari setiap kategori produk.

Kembali ke Arsip Praktikum 2025